Beraksi Dengan Inovasi ; Teknologi Tepat Guna
Semarapura, CELEPUK - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, konsep teknologi yang tepat dan berguna menjadi semakin penting untuk menjawab tantangan masyarakat. Oleh sebeb itu seorang siswi SMAN 1 SEMARAPURA berhasil berinovasi dengan limbah organik dalam ajang kompetisi Teknologi Tepat Guna (TTG) yang diselenggarakan oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal di seluruh Indonesia
Definisi teknologi tidak hanya berpaku pada seperangkat sistem mesin, teknologi adalah penerapan pengetahuan ilmiah untuk tujuan praktis yang memajukan manusia dan alamnya. Dengan memanfaatkan sumber daya secara efesien, Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia menyelenggarakan kompetisi Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) yang kemudian dilanjutkan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) provinsi di seluruh Indonesia sebagai wadah untuk menjaring masyarakat yang memiliki kemampuan dalam penciptaan teknologi.
Dalam lomba TTG ini, terdapat dua kategori yang diselenggarakan, yakni Kategori Inovasi dan Kategori Unggulan. Kategori Inovasi diperuntukkan kepada teknologi baru yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Sedangkan Kategori Unggulan diperuntukan kepada teknologi dengan fungsi untuk memecahkan masalah yang ada di sekitar yang terinspirasi dari teknologi lain yang telah ada sebelumnya. Dalam penyelenggaraannya peserta harus melewati serangkaian tahapan seleksi, mulai dari tingkat kabupaten, tingkat provinsi, hingga tingkat nasional.
Pada Kategori Unggulan, salah satu siswi SMAN 1 SEMARAPURA, Ni Putu Shinta Rayani Krisna Rada Putri yang akrab disapa Shinta turut serta menuangkan idenya pada ajang perlombaan tersebut dengan menciptakan karya teknologi yang berjudul Mr. Onast. Methane Digester from Onion Waste: Pembuat Biogas dan Pupuk Organik dari Limbah Bawang. Teknologi ini lahir dari keprihatinan Shinta terhadap masalah lingkungan di Kabupaten Klungkun yang merupakan pusat pengupasan kulit bawang terbesar di Provinsi Bali. Limbah kulit bawang yang dihasilkan tidak dapat lagi diterima oleh TPA Klungkung. Masalah ini mungkin terlihat sederhana, tetapi dalam jangka waktu 5 hingga 10 tahun jika tidak segera ditangani, akan semakin sulit diselesaikan
“Prinsip kerja teknologi ini adalah dengan biodigester yang mengolah limbah melalui dekomposisi material organik dengan bantuan mikroorganisme untuk menghasilkan biogas dari proses pembusukan anaerob. Alat ini bertujuan menyelesaikan masalah limbah dengan solusi sederhana, sekaligus menghasilkan produk biogas dan pupuk organik yang bernilai tinggi sehingga masyarakat terbantu dengan menggunakan teknologi ini”, ucap Shinta Minggu (29/10).
Dengan bimbingan dari Bapak I Pande Putu Alit Antara, S.Pd., M.Pd., sebagai pembina KIR Sastra Jendra, teknologi karya Shinta berhasil membawanya ke tingkat Provinsi Bali. Dalam melanjutkan perjalanannya, Shinta kini tidak sendiri, ia ditemani rekan-rekannya yakni Kadek Sista Maharani dan Ni Putu Regina Kesya Pratiwi.
Pada Lomba TTG Tingkat Provinsi, penilaian terhadap teknologi karya Shinta dan rekan-rekannya dilakukan sebanyak tiga kali melalui kunjungan langsung dari Dinas Provinsi Bali yakni pada tanggal 2 Februari 2024, 18 Maret 2024, dan 19 April 2024. Setalah melewati serangkaian tahap penilaian, Teknologi Mr. Onast karya Shinta dan rekan-rekannya dinyatakan sebagai Juara 1 Provinsi Bali dan melaju ke Tingkat Nasional.
Lembaran buku perjalanan Shinta dan rekan-rekannya masih berlanjut di tingkat nasional, pada 27 Juni 2024 penilaian terhadap Teknologi Mr.Onast dilaksanakan dengan rangkaian presentasi karya, demontrasi alat dalam bentuk video, dan tanya jawab dengan penilai dari pihak nasional yang dilaksanakan secara daring di Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Bali. Setelah berakhirnya rangkaian tahap penilaian, Shinta dan rekan-rekannya berkesempatan hadir pada acara puncak TTG dengan agenda Pameran Karya Teknologi yang terlaksana pada 15 Juli 2024 di Islamic Center, Dasan Agung, Kota Mataram, Lombok NTB. Melewati proses dan perjalanan yang panjang, Teknologi Mr.Onast karya Shinta dan rekan-rekannya belum berhasil menjadi yang terbaik dari yang terbaik, namun apapun hasilnya, seluruh warga SMAN 1 Semarapura tetap bangga memiliki siswa-siswi yang berprestasi dan mampu berperan bagi publik. -Rafka (Ekstrakurikuler Majalah Celepuk)